Sabtu, 03 September 2016

Bagaimana Nabi Berdoa

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah  wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu
Jamaah Shalat  Isya’ dan taraweh  yang dirahmati Allah Subhana Wata Alla 
Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan allah swt, pada kesempatan yang berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan shalat Isya’ dan taraweh. Kita berharap semoga Allah Subhana Wata Alla, berkenan untuk menerima amalan kita ini nanti di akherat. amin ya rabal alamin.
                Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Jamaah Shalat  Isya’ dan taraweh  yang dirahmati Allah Subhana Wata Alla ; Dalam Quran surah Al Ahzab ayat 21 Allah berfirman :

Description: 33:21
Artinya”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat meneladani akhlak dan sifat Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Al-Qur’an dan Al Hadits. Karena  setiap ayat dalam al-Quran selalu Beliau menjalankannya terlebih dahulu sebelum menyampaikannya kepada umatnya. Salah  satu contoh saja yaitu tentang bagaimana nabi berhubungan dengan Allah.
Dengan doa Nabi (saw) akan berhubungan  dengan Allah azzawajal,
Dengan Shalat nabi kita (saw) akan menemukan kedamaian
Kapan terakhir kali kita  menemukan kedamaian dalam Allah kita?
Kapan waktu  kita mengeluh kepada Alllah bukannya mengeluh kepada orang lain.
Sesungguhnya keluhan dari masalah saya dan kekhawatiran saya hanya untuk Allah Azza Wajalla
Marilah kita memperhatikan bagaimanakah Rosullulah  berhubungan dengan Allah.  Marilah kita  memcontoh bagaimana Rosul allah (saw) yang terhubung dengan Allah, Bagimana Rosullulah berkeluh kesah, bagaimana rosullulah menemukan kedemaian
Dalam hadits yang shahih  di dalam shabih Bukhari dan muslim.  Abdullah bin Syaqiq radiallahu anhu ta'ala Dia mengatakan bahwa saya (Abdullah bin Syaqiq) masuk ke dalam kamar Rosulullah (saw)  dan pada saat itu rosullulah sedang berdoa, dan saya (Abdullah bin Syaqiq) melihat bahwa jenggotnya menetes air  karena basah, seakan seember air telah dituangkan di kepalanya, seolah-olah sember air telah dituangkan di atas kepalanya, dan janggutnya basah kuyup karena menangis dari rasa takut allah, dapatkah kita bayangkan? Nabi kita (SAW) menangis begitu banyak karena  rasa takut terhadap Allah, dapatkah kita bayangkan? Bandingkan dengan kita kapan kita terakhir kalinya menanis dalam shlalat tahajut ditengah keheningan malam.
Muhammad Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang banyak sekali bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla atas nikmat-nikmat-Nya dan sering bertaubat dan beristigfâr. Bahkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat sampai kedua kaki beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bengkak, sehingga ada yang mengatakan :
“Wahai Rasûlullâh! Allâh telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lewat dan yang datang?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ringan menjawab, “Apakah aku tidak mau menjadi hamba yang banyak (pandai) bersyukur?!” (abdan syakura)
Meski beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat pandai bersyukur kepada atas segala limpahan nikmat-Nya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap saja banyak beristighfâr, memohon ampun kepada Allâh Azza wa Jalla . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Demi Allâh! Sesungguhnya aku beristighfar, memohon ampun kepada Allâh Azza wa Jalla lebih dari 70 kali dalam sehari.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sangat takut terhadap murka Allâh Azza wa Jalla .
Dalam hadist shahih dalam hadist riwayat muslim dari Hudzaifah radi allahu anhu berkata : saya shalat dengan Rosullullah di tengah malam, di rakaat pertama Rosullullah membacakan surah al bakarah, surat ali imron, surat Annissa dan Rosullullah berhenti di setiap ayat allah yang menyebutkan/ menggambarkan surga / jannah, dan Rosullullah berdoa memohon kepada Allah : Ya Allah masukkan aku masuk ke dalan surga dan Rosullullah berhenti di setiap ayat Allah  yang menyebut / menggambarkan neraka Jahanam dan Rosullullah berdoa: Ya Allah selamatkan aku  dari  neraka Jahanam
Rasuullulah , shalat di tengah malam, lamanya  6 sampai 7 jam,  pada malam hari dan berjihad fisabillah (berperang) di pagi dan siang harinya,  kadang tidak ada makanan untuk di makan, tidak ada air untuk diminum, sehingga terkadang Rosullullah puasa selama 3 sampai 4 hari pada satu minggunya, seperti itu perjuangan nabi kita.
Didalam hadist shahih lainnya HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu Majah:  aisyah  mengatakan saya bangun di tengah malam dan saya mencari nabi ke sekitarnya  dan kahirnya tangan saya menyentuh kaki rosullulah  yang sedang berdoa dan rasullolah mengatakan dalam sujud nya doa berikut, apa yang doa yang ia katakan? Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, dan dengan kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu , wa a’udzu bika minka, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu, laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik,  Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik, Engkau adalah sebagaimana Engkau sendiri memuji diriMU
Begitulah cara nabi memuji Allah, dan begitulah cara hati rosullulah keluar untuk Allah, dan begitulah   cara rosullulah melakukannya murni tanpa memberitahu istrinya,  tulus hanya  antara rosullulah dan Allah azzawajalla  saja.
Pantaslah kalau Rosulullah menjadi seorang hamba yang paling dicintai Allah Azza wajalla, kemudian bagaimana dengan kita, apakah kita juga termasuk orang yang dicintai Allah, kadang ada juga dari kita itu yang amalannya ya mungkin baru sedikit  aja, sudah merasa paling dicntai Allah sehingga sudah berani mengejek amalan orang lain, kadang kita dengar orang yang berkata atau dalam bhs jawanya ngerasani amalan orang.. iku lho pak a... gayane sholat e neng  masjid, ning ra tau tahlilan ra tau yasinan, rasakno mengko nek mati nglundung dewe neng kuburan, mungkin kaya di flim horor cina dulu, kalau ada orang mati terus dahinya dikasih kertas,  terus mayat tersebut bisa jakan dan digiring ke kuburan sama suhunya.
Bagaimana caranya kita tahu kalau kita ini sudah dicintai Allah?
Untuk mengetahui apakah kita itu dicintai Allah kita bisa meniru tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Syaikh ‘Ali al-Thanthawi radiaalluhu anhu, karena kecintaan Allah Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya datang untuk beberapa sebab dan sifat yang Ia (Allah) menyebutnya dalam kitab-Nya yang Mulia (Al Quran). Tahap pertama : Allah mencintai “Al-muttaqien”; orang-orang yang bertakwa. Apakah kita sudah termasuk orang yang bertaqwa? Yaitu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya, Kalau belum mungkin kita termasuk dalam tahap yang kedua yaitu : Allah  mencintai “Al-Shaabirien”, orang-orang yang bersabar.  Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang bersabar? Sabar dalam mendalam menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya, Kalau belum, mungkin kata bisa masuk orang yang berada dalam tahap ketiga yaitu : Allah mencintai “Al-Mujaahidien”, orang-orang yang berjihad / bersungguh - sungguh. Apakah kita sudah termasuk ini yaitu sudah berjihad atau bersungguh-sungguh dalam mendalam menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya,  kalau belum mungkin kita termasuk dalam tahap keempat yaitu : Allah itu mencintai “Al-Muhsinien”,  orang-orang yang berbuat baik/orang-orang yang suka berinfak.
Nah marilah kita mencoba memeriksa amalan-amalan kita, ternyata kalau kebanyakan terwarnai dengan kefuturan, kelalaian, celah/ cacat dan dosa-dosa kalau, maka marilah kita bertaubat karena Allah Ta’ala berfirman:  Innallaaha yuhibbu al-tawwabiina , Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Karena sifat inilah yang seharusnya ada pada diri kita...
Lha kalau kita tidak termasuk, muthaqin, shaabirien, mujahid dan kita juga  tidak mau bertaubat akan kefuturan, kelalaian, celah/ cacat dan dosa-dosa kita, maka celakalah kita,  berarti kita bukan termasuk orang-orang yang dicintai Allah, ya mungkin inilah orang yang pantas disebut orang sing nek mati glundung dewe neng kuburan.

Demikian sedikit yang dapat kami sampaikan.  Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa takut kepada-Nya, sehingga dengan itu kita menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar