Rabu, 20 Juni 2018

Air Terjun Tancak, Panti, Jember

Air Terjun Tancak, Panti, Jember






Air Terjun Singokromo, Sawahan , Nganjuk

Air Terjun Singokromo, Ngliman, Sawahan , Nganjuk






Sabtu, 21 April 2018

Orang yang Rugi


assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kenikmatan yang tak terhitung  bagi  kita  semua. Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama.
Marilah kita jaga nikmat islam dan iman ini sampai ajal menjemput
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,  beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah
Ada peribahan dalam bahasa Jawa yang mengatakan :  Guphak Pulute Ora Mangan Nangkane , Dulu sekali, , mungkin bapak ibu juga mengalami, kalau kita membeli nangka pasti masih dalam ujud jadi satu antara kulit dan isinya, belum di pilih mana yang bisa dimakan dan mana yang nggak bisa dimakan, lha untuk memmisahkan itu kita perlu sedikit kerja keras sehingga kita kena getah dari nangka tadi, tidak seperti sekarang kalau kita beli nagka sduah bersih tinggal maka.  Dan peribahasa itu artinya Orang yang sudah berusaha atau orang yang  berjerih payah tapi tidak menikmati hasilnya. Orang yang kena getah tapi tidak makan nangkanya adalah orang dengan ketidak beruntungan. Disini dia bersusah payah untuk mengelupas nangka yang penuh dengan getah, tapi entah mengapa suatu sebab dia tidak memakan nangkanya. Pepatah ini menjelaskan bahwa orang yang sudah susah payah kadangkala tidak mendapatkan hasil dari jerih payahnya sendiri.

Adapun secara luas, pepatah Jawa ini ingin menunjukkan sebuah peristiwa atau kiasan yang menggambarkan akan kesialan seseorang, karena ia tidak menikmati hasil pekerjaannya, tetapi justru menerima resiko buruknya. Apakah itu ada kalam konteks keagamaan,

Jamaah sekalian, dalam konsteks keagaman, Orang yang sudah berusaha atau orang yang  berjerih payah tapi tidak menikmati hasilnya, bisa kita bigi menjadi dua golongan,
Golongan pertama adalah orang diluar islam atau orang kafir, kenapa demikian ? orang kafir itu, seperti kita tahu, bahwa segala amalannya di dunia ini tidak berguna di akherat nanti, meskipun dia sudah beramal banyak sekali, bersekah bermilyar2, membangun masjid , membangun rumah sakit ber puluh2, menghajikan berpuluh2 orang dan lain-lainnya. Meskipun ada hadist : ‘Khoyrunaas anfa’ahun linaas’ “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” ini tidak berlaku bagi orang kafir atau di luar islam. Siapa tidak tahu tentang Isaac Newton, Newton ini adalah orang yang paling berpengaruh di dunia setelah nabi Muhammad, itu dalam buku 100 orang yang paling berpengaruh di dunia.  Dia penemu hukum yang menghubungkan antara gaya, massa dan percepatan, jadi semua mesin didunia ini, dibuat berdasarkan rumus yang ditemukan Nowton, mulai sepeda, sepeda motor, mobil, kereta api, pesawat terbang , roket, kapal dan semua mesin2 di dunia, juga jalan, jembatan, pelabuhan, bagunan dan gedung-gedung di dunia modern ini di buat berdasarkan rumus yang ditemukan oleh Newton. Boleh dibilang ia sangat berjasa kepada kehidupan manusia modern, tapi apa amalan/temuan dia akan berguna di akherat nanti? Belum tentu, kalau ia orang kafir maka tentu tidak akan berguna.

Jamaah yang dirahamati Alloh..
Orang yang mendapat hidayah berarti telah mendapat pengetahuan yang benar tentang jati dirinya yang sesungguhnya. Ia telah sadar bahwa dirinya adalah mahluk yang pasti  memiliki khalik Pencipta-- yaitu Allah. Yang juga menciptakan langit dan bumi, serta segala sesuatu. Konsekwensi dari pemahaman tersebut yaitu mengakui bahwa Pencipta dari segala yang ada ini berhak untuk diibadahi, ditaati, ditakuti, diharapkan dan dicintai. Adapun orang yang tidak mengakui hal itu, berarti hatinya tertutup. Akalnya juga turun dari derajat sebagai akal manusia. Merekalah yang di dalam al-Qur’an disebut orang musryik dan kafir. Mereka ini terdiri dari orang-orang yang tidak mengakui  eberadaan Allah, atau masih menyembah selain Allah. Orang semacam ini di mata Allah tidak lagi memiliki harga meski telah melakukan perbuatan baik. Sebab ia telah melalaikan hak Allah yakni untuk dikenal dan diibadahi. Orang yang menyia-nyiakan hak Allah tidak akan mendapat manfaat dari kebaikan yang dia berikan kepada manusia. Perbuatan itu hanya diganjar di dunia seperti mendapat pujian dan sanjungan manusia. Namun di akhirat, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa, dan tempat kembalinya adalah neraka.
Alloh berfirman dalam QS Ali Imran 85 :
Wa may yabtagi gairal-islaami diinan falay yuqbala minhu, wa huwa fil-aakhirati minal khaasiriin
‘Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi ‘



Allah juga berfirman dalam QS: Al-Furqaan  23:
 Wa qadimnaa ilaa maa’amiluu min ‘amalin fa ja’alnaahu habaa’am mansuuran
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan…”

Golongan kedua adalah orang islam yang beramal  namun tidak ikhlas karena Alloh , serta tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasul shallallahu’alaihiwasallam.
Contoh yang marak di masyarakat tentang manjalankan amalan yang tidak diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Mengenai masalah Dzikir misalnya : Ada orang yang berdzikir dengan hanya mengucapkan HU...hu... hu.. ribua kali.. katanya kalau diturut itu dari kata Allah Hu Akbar, jadi  Allah Hu Akbar diringkas jadi Allah... kemudian Allah di ringkas lagi jadi HU....  Kalimat la illah ila allah... disingkat menjadi illah... illah.. dan diucapkan beribu kali
Juga tentang shalawat-shalawat yang dibuat buat.. misalnya ada yang menyebuat Yaa Ayyuhal-Ghoutsu.. duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman... yang bisa kita temukan dalam shalawat wahidiyah, yang juga dibaca ribuan kali. Dan lain-lainnya , saya yakin kalau diteliti masih banyak lagi shalawat-shalawat  yang masih banyak diperdebatkan makna kandungan isinya.
Sekalipun amalan tersebut berat, panjang dan telah membudaya dengan luas. Alih-alih meraih pundi-pundi pahala, mungkin atau bisa jadi malah justru mereka terancam dengan siksaan di neraka kelak.  Allah ta’ala menegaskan dalam QS Al-Ghasyiyah ayat 2-4,
 “هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ (1) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ (2) عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ (3) تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً (4)”.
Hal ataaka hadiisul-ghaasyiyah, wujuuhuy yauma’izin  khaasyi’ah, ‘amilatun naashibah, tashlaa naaran haamiyah.
Artinya: “Sudahkah sampai kepadamu berita tentang hari kiamat? Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina. (Padahal) mereka beramal berat lagi kepayahan. Mereka memasuki api yang sangat panas (neraka)”. 
Dalam Tafsîr at-Tustury dijelaskan bahwa orang-orang yang bernasib sial yang dimaksud di dalam ayat-ayat di atas, adalah mereka yang menjalankan amalan yang tidak ada tuntunannya.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam juga telah mengingatkan,
“man ‘amila ‘amalan laysa ‘alaihi amruna fuhuwa raddun”.
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak”. HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha


Kemudian,  Mengenai masalah puasa misalnya, Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menerangkan,
“Rubba shoo imin  hazhohu min shiyaamihi alju’ wal’athosy”
“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga”. HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.
Walaupun mereka telah letih berpuasa, namun ternyata bukan buah manis pahala yang didapatkannya! Hal itu dikarenakan antara lain, mereka tidak ikhlas dalam puasanya, atau tidak memenuhi rukun dan syaratnya.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Mumpung puasa tahun ini masih kurang 4 minggu lagi, marilah kita persiapkan sebaik mungkin kalau bisa puasa kita tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu. Persiapan, fisik, materi, dan ilmu sehingga puasa kita mendapat pahala dari Alloh di AKherat nanti
Akhirnya marilah kita berhati-hati dalam beramal. Jangan sekedar memperhatikan kuantitasnya saja. Namun jadikanlah kualitas amalan sebagai prioritas kita. Dalam arti amalan tersebut diusahakan harus ikhlas karena Allah semata dan sesuai dengan tuntunan Rasul shallallahu’alaihiwasallam. Bila tidak, bersiap-siaplah untuk ’gupak pulute, ora mangan nangkane’!

Demikian yang bisa saya sampaikan,
Wabillahi taufiq wal hidayah, Assalamuaikum warah matullah hiwabarokatuh

Sabtu, 09 Desember 2017

E DAYOHE TEKO

E DHAYOH E TEKO...

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu
Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kenikmatan yang tak terhitung  bagi  kita  semua. Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama.
Marilah kita jaga nikmat islam dan iman ini sampai ajal menjemput

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,  beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah

Mungkin  bapak-bapak dan ibu-ibu jamaah sekalian, waktu masih waktu kecil dulu, khususnya di jawa, kalau di madura saya nggak tahu, ada tembang dolanan  anak-anak yang berbunyi  : “Eee dhayohe teka; Eee gelarno klasa; Eee klasane bedhah; Eee tambalen jadah; Eee jadahe mambu; Eee pakakno asu: Eee asune mati; Eee buwangen kali; Eee kaline banjir; Eee kelekno pinggir”.

Ada banyak  pendapat tentang arti tembang ini,  di sini saya akan mengemukaan beberapa perdapat tadi.

Pertama, yang berpendapat sesuai dengan arti tektual dari tembang tersebut, mengatakan bahwa sudah menjadi watak orang Jawa kalau kedatangan tamu rumusnya adalah “tiga UH” yaitu “lungguh, gupuh dan suguh”. Sehingga banyak rumah orang Jawa ada tulisan "sugeng rawuh" dalam huruf Jawa di ruang tamunya. Tamu jangan dibiarkan berdiri terlalu lama, segera diaturi lenggah (lungguh) (atau disuruh duduk). Karena tembang ini tembangnya rakyat jelata, ya digelarkan klasa (tikar) sudah hormat sekali. Setelah tamu “lungguh” maka tuan rumah akan “gupuh” (sibuk) untuk menyiapkan “suguh” (suguhan makanan minuman). Dalam tembang ini “gupuh”nya makin menjadi-jadi ketika ternyata tikarnya sudah jebol

 Dia melihat ada masalah dengan tikar yang ternyata jebol.  Mungkin lama tidak ada tamu, tikar tidak pernah digelar. Bahkan jadah pun sudah bau. Intinya tuan rumah kita tidak siap menerima tamu. Bisa juga tuan rumah memang jarang menerima tamu. Tetapi apapun argumentasinya, namanya  tetap tidak siap juga.

Sehingga tamunya (dhayohnya) menjadi tidak ditemui oleh pemilik rumah,  karena pemilik rumah  menjadi sibuk membuang bangkai anjing di kali/sungai yang ternyata banjir.

Yang kedua, ada yang berpendapat, karena tembang ini ciptaan dari sunan kalijoga, maka ada semacam makna/arti atau bahasa kerennya filosofi dari tembang dolanan ini,  Dalam tembang ini, kalau kita sudah tua/usia senja. Dhayoh atau tamu yang dimaksud dalam tembang ini adalah  malaikat pencabut nyawa, malaikat Izrail.  Kita ingat dalam salah satu ayat al quran :


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada-Ku kalian dikembalikan". (Q.S. Al-Ankabut; 57).
Atau

“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34)

Jadi kita semua akan didatangi oleh tamu kita tadi yaitu malaikat pencabut nyawa atau malaikat izrail, kita mau atau tidak mau harus siap menerima kedatangnnya, Tapi kayaknya tidak segampang kita menerima tamu kita sperti biasanya. Dalam tembang “Dhayohe teka” ini ketidak-siapan kita digambarkan sebagai “klasa yang bedhah” . e Klasa ne bedhah , klasa bedah, bisa diartikan amalan wajib kita yang rusak, atau bolong-bolong, shalat kita bolong-bolong, puasa kita bolong-bolong, zakat kita bolong-bolong, haji kita juga bolog-bolong, bisa jadi bolong-bolong dalam jumlahnya atau rusak atau bedah, atau suwek kayak klosa yang bedah tadi,  karena sikap kita yang  riya, sombong, atau takabur atas amalan kita.

Kalau amalan wajib kita tadi sudah bedah, rusak atau sowek atau bolong-bolong mau ditambal atau diperbaiki pakai apa? Apa pakai jadah? Apa ditambal pakai jadah

Maksudnya e tambalen jadah dalam tembang ini adalah, amalan wajib kita yang bolong-bolong, yang rusak, yang bedah tadi,  jika mugkin bisa kita perbaiki dengan pahala dari  amalan-amalan sunah sunnah kita. Puasa sunah, shlat sunah, sedekah, dan lain-lainnya yang disunahkan Nabi. Namun, bagaimana jika ternyata amalan-amalan sunah kita itu ternyata juga rusakmambu,............ e jadah mambu, Amalan yang sudah bau/mambu tadi atau rusak tadi tentu juga nggak akan berguna bagi kita, kalau kita tetap gunakan atau tetap memakan jadah yang mambu tadi tentu kita akan menjadi sakit atau akhirnya mininggal dunia karena jadah tadi sudah mambu/berracun, jadi amalan kita tadi tidak akan ada harganya,  bukti lainnya apa?...kalau jadah yang bau  tadi di makan asu,   a pakakno asu, e asune mati, akibatnya apa anjingnya tadi langsung mati, jadi  Anjing diseluruh dunia saja tidak akan mau dikasih makan jadah ini, untuk binatang saja tidak ada harganya, apa lagi untuk manusia. Kemudian akhirnya di mana amalan yang tidak berguna tadi, akhirnya adalah di kali/sungai... e kelokno kali, e kali ne banjir e kelekno pinggir... ini menggambarkan suatu sungai/kali diatas jembatan sirotulmustqim. Jadi bisa jadi penggambaran dari neraka.  Jadi kerena amalan kita rusak semua, maka tempatnya ya di neraka.. Kenapa amalan kita bisa rusak, ya tadi kerena kita beramal dengan tidak iklas, tidak seuai al quran dan hadist, kerana kita riya, takabur, sombang, merasa benar sendiri dalam beramal, yang lain salah, merasa pinter sendiri dalam beramal, yang lainnya bodoh, waktu sholat merasa sholatnya paling benar yang lainnya salah, waktu puasa merasa puasanya paling benar sendiri yang lain salah, waktu zakat merasa zakatnya benar sendiri yang lain salah atau yang lainnya, dan lain-lainnya.

Kalau berbicara masalah riya, takabur dan sombong. Kita jadi teringat pada salah satu makhluk ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu iblis, atau setan.

“Dulu, jauh sebelum manusia diciptakan, bangsa jin adalah mahluk yang pertama ada. Ia diciptakan dari api.

Di antara bangsa jin, ada yang namanya Azazil. Azazil adalah sosok dari bangsa jin yang sangat taat beribadah. Tidak ada yang bisa mengalahkan ritual ibadahnya. Kabar bercerita, bahwa ia beribadah selama 60 ribu tahun lamanya.

Bahkan ia dianggap malaikat..

Saking taatnya Azazil, bangsa jin mengangkatnya sebagai Imam. Ia menjadi rujukan bagaimana seharusnya beribadah kepada Tuhan...”

“Sampai satu waktu, Tuhan memutuskan untuk menciptakan seorang manusia dari segenggam tanah. Manusia pertama itu dinamakan Adam. Dan ketika Adam tercipta, semua bangsa jin diminta tunduk padanya..

Hanya Azazil yang tidak mau. Ia merasa bahwa dirinya jauh lebih mulya - karena diciptakan dari api - dan jauh lebih taat kepada Allah  daripada mahluk yang baru diciptakan itu.

Akhirnya Azazil dikutuk tidak akan pernah merasakan harumnya surga karena membangkang. Kesombongan menelan semua amal ibadahnya menjadi tidak berguna..”

Dan sebetulnya  ketika kita melakukan maksiat, itu sejatinya bukan sepenuhnya akibat godaan iblis atau Azazil. Tetapi lebih karena besarnya hawa nafsu kita sendiri, yang tidak mampu kita kendalikan.

“Lalu dimana peran Azazil atau iblis dalam menyesatkan manusia

Azazil atau iblis atau setan akan  menyesatkan manusia “Ketika kita sudah merasa beriman. Azazil atau iblis tidak ingin manusia lebih taat darinya dalam hal ibadah.

Karena itulah ia menitipkan benih kesombongan dalam hati manusia yang merasa sudah beriman, supaya ia merasa dirinya benar, padahal apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar. Seperti dirinya. Seperti Azazil.

Dendam Azazil kepada anak cucu Adam, tidak akan pernah punah sampai akhir masa..”
Sesungguhnya ibadah itu ibarat pisau bermata dua. Menjadikan manusia berahlak sempurna atau menjadi mesin perusak karena memelihara kesombongan di dadanya.

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,
Adalah penting bagi kita untuk menjaga amalan kita supaya amalan kita tidak rusak, tidak bau, sehingga ada nilainya di hadapan Allah kelak di akhirat,  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kita beramal.

Pertama yang harus ditegakkan adalah niat.
Kedua adalah ittiba’. Iittiba’ adalah amalan hendaknya dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga yang menjiwai amal perbuatan adalah ikhlas. Ikhlas mengandaikan tidak adanya pamrih apapun dalam sebuah perbuatan

Ada tiga tanda orang yang berlaku ikhlas.
Pertama, tak memberi pengaruh apa-apa kepada si pelaku kala perbuatan tersebut dipuji ataupun dicaci. Amal yang dijalankan secara ikhas sejak awal bukan untuk meraih balasan apapun dari manusia, karena itu komentar apa pun dari mereka tak akan berdampak apa-apa.

Tanda ikhlas Kedua, melupakan kebaikan yang telah dilakukan. Tanda ini menempel secara otomatis pada diri si pelaku yang menganggap kebaikan sebagai suatu kelaziman dalam hidup di dunia. Mengingat-ingat atau menghafal kebaikan hanya hanya berlaku bagi orang yang berharap sebuah balasan atau imbalan, seperti penagih utang yang berharap uangnya kembali atau seorang pedagang yang mendambakan keuntungan.

Tanda ikhlas ketiga, kalaupun berharap imbalan, ia berharap balasan baik di akhirat bukan di dunia.

Saya yakin jamaah di masjid ini semuanya sudah paham atau hapal atau nglontok di luar kepala dengan ketiga hal tersebut, tapi bapak-ibu sekalian kesemuanya ini adalah amalan hati, yang orang lain susah untuk menilai, orang akan sangat susah untuk menilai pikiran atau hati orang lain.  Karena hati ini urusan Allah, maka baiknya kita sering berdoa

"robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wa hablanaa mi-l ladunka rohmah innaka anta-l wahhaab"

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

Demikian yang bisa saya sampaikan,  semoga bermafaat.

Wabillahi taufiq wal hidayah, Assalamuaikum warah matullah hiwabarokatuh

Rabu, 20 September 2017

Iqro' Bacalah

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah  wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu

Jamaah yang dirahmati Allah
Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan allah swt, pada kesempatan yang berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan shalat isyak  berjamaah dan  menghadiri salah satu diantara majelis ilmu. Kita berharap semoga Allah Subhana Wata Alla, berkenan untuk melimpahkan kepada kita semuanya ilmu yang bermanfaat, sehingga bisa kita amalkan sebagai bekal untuk menghadap Allah swt,  amin ya rabal alamin.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian


Jamaah  yang dirahmati Allah Ta’ala, tema pada kultum kali ini adalah: pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup; Berbicara tentang pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup, hendaknya atau baiknya  pikiran kita kembali mengingat ketika nabi muhammad sebelum menjadi nabi, pada waktu itu keadaan umat di mekah dalam  keadaan yang kacau, yang kita kenal dengan islitan jaman jahiliyah.

 Manusia saat itu benar-benar dalam kebodohan yang sangat.  Banyak masyakatnya yang menyembah patung. Ada yang membuat patung sendiri dari gandum kemudian di sembah lalu setelah itu dimakan. Perilaku jahiliah tidak terbatas pada menyembah patung, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, minum arak/khamar, berjudi, atau merampok yang saat itu terjadi di tengah-tengah masyarakat Arab.

Melihat keadaan masyarakat mekah pada kondisi seperti itu, maka nabi Muhammad sering ber tafakur ( merenung, menyendiri) di goa Qiro’ di gunung jabal Nur. Rasulullah saw pergi berkhalwat untuk menghindari keadaan kaumnya masa itu yang jauh dari mengingati Allah SWT. Di sana Rasulullah saw beribadat dengan bermunajat dan berzikir mengikut ajaran Nabi Ibrahim as. Nabi muhammad ingin mencari jalan bagaimana menata kembali masyakat mekah yang sudah rusak tersebut. Maka suatu malam  dijawablah oleh Allah atas apa yang nabi keluhkan pada saat itu.. jawabannya apa ? untuk menata kembali masyarakat yang sudah  bobrok ? jawabanya adalah surat Al Iqro’..

Iqro' bismirobbikalladzi kholaq, Kholakol insaa na min 'alaq, Iqra' warobbukal akram, Alladzii 'allama bil qolam, 'Allamal insaa na maa lam ya'lam.
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajari (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
Ya Jadi untuk menata kembali masyakat mekah yang sudah rusak tersebut,  nabi disuruh Allah menbaca, membaca apa membaca : “Alif laam miin; Dzalikal kitabu la raiba fihi hudal lil muttaqin : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 1-2).
Jadi untuk memperbaiki masyakat yang bobrok pada waktu itu,  Allah menyuruh Nabi membaca, mehapalkan, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Alquran.
Al Quran adalah pedoman hidup kita, ALQuran adalah sumber dari segala sumber ilmu, Al quran adalah segala bagi kita.
Sejarah telah membuktikan bahwa kejayaan Islam pada masa dahulu disebabkan oleh karena Ummat Islam memiliki interaksi/hubungan yang kuat  dengan Al Qur’an. Nabi Muhammad selama 10 tahun sukses membangun masyakat Madinah  dan berjuang di mekah selama 13 tahun. Kesuksesan membangun masyakat di kedua kota itu karena nabi berpegang teguh pada Al Quran.  Sejarah juga telah membuktikan bahwa keruntuhan kejayaan Islam disebabkan jauhnya Ummat Islam dari Al Qur’an. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman, akan kita membawa kepada kemuliaan, sedangkan meninggalkannya akan mengakibatkan kehinaan.
Sehingga, jika kita pingin menjadi masyakat yang ber kualitas seharusnya kita banyak mencontoh keadaan masyakarat pada saat di pimpin rosullulah yaitu selalu mengikuti Al quran dan Sunnah.  Rosullulah sendiri telah berkata : telah aku tingkalkan dua hal yang manakala engkau perpegang erat engkau tidak akan tersesat selama-lamanya, dua hal itu adalah Al quran dan Al Hadist.
Namun sayang banyak dari kita sekarang yang jauh dari Alquran tidak percaya lagi sama Alquran... tapi kalau mereka dibilang kamu sudah nggak percaya lagi sama Al quran. meraka pasti marah. Mereka pasti menjawab kami percaya Al quran 100 % bahkan 1000 %. Tapi jika kita lihat perbuatan mereka ..bisa jadi  jauh dari ajaran Alquran. Di Quran kita dilarang untuk riba.. tapi bagi mereka,  riba itu biasa, kata orang wis sego jangan,  jangankan  bunga di bank, di PKK atau bahkan tingkat  Dasa wisma saja kalau ada simpan pinjam mesti ada bunganya... nggak semangat kalau nggak ada bunganya katanya. Di al quran kita disuruh jujur dalam timbangan kalau berdagang, tapi bagi mereka.. sekarang bukan soal timbangan saja... tapi tidak jujur dalam lainnya juga... misalnya jual daging ayam tiren, dibilang daging segar, daging sapi diglonggong biar kelihatan besar, tahu dikasih formalir biar awet 3 tahun, bakso di kasih borak dan lain2nya... di indonsia ini juga sudah  banyak sekali yang  pernah di palsu... mulai dari uang dipalsu, ijazah  dipalsu, stnk dipalsu, sim dipalsu, bpkb dipalsu, obat dipalsu, alis palsu, rambut  palsu,  alamat palsu, sampai- sampai suami dipalsu, Istri juga dipalsu dan lain2nya saya kira masih banyak lagi.
Dari penelitian yang dilakukan Rehman Scheherazade, seorang Professor Wanita bidang International Finance and International Affairs (dari George Washington University , usa) , penelitiannya berjudul How Islamic are Islamic Countries?  (bahasa indonesia kasarnya bagimana tingkat keislaman di negara islam) tahun 2010, hasil penelitian itu menempatkan negara-negara Islam pada posisi bawah. Dari 208 negara yang diteliti, posisi tebaik diraih oleh Malaysia pada posisi 33, sementara Arab Saudi no 99 dan Indonesia pada posisi 140.  Lima negara yang paling Islami menurut penelitian tersebut adalah:  Irlandia, Deanmark, Luxembourg, Swedia, dan Inggris.  Penelitian ini mengukur kesesuaian praktik kehidupan di negara yang diteliti dengan prinsip-pinsip Islam, dalam bidang economics, legal and govermen (hukum dan pemerintahan), HAM, and international relations.
Tentu saja hasil  penelitian ini masih ada ruang untuk dikritik, tapi kalau kita melihat kondisi negara kita, sebagai negara Islam terbesar di dunia, kita bisa melihat sendiri bagaimana: banyaknya korupsi, ketidakadilan dalam ekonomi, ketidakjujuran, fakir miskin yang masih terlantarkan nasibnya oleh negara, rasanya Penelitian tesebut sangat masuk akal. Apalagi kalau kita pernah hidup di negara-negara yang masuk peringkat 5 besar pada penelitian tersebut, kita bisa merasakan sendiri, bagaimana praktik kehidupan bidang-bidang tadi di inggris misalnya, di negara inggris itu atau biasa disebut united kingdom : pendidikan mulai dari TK sampai Universitas dan kesehatan gratis buat semua orang, bahkan pengangguran atau tepatnya orang miskinpun digaji oleh negara. Serta bagaimana kesantunan dan kejujuran orang inggris.  Rasanya, hasil penelitian itu sangat masuk akal. Kecuali kalau yang dijadikan ukuran adalah berapa banyak orang yang sholat, puasa, dan haji, sepertinya Indonesia sangat berpeluang menempati posisi nomer wahid alias nomor satu.

Jammah yang dirahmati Allah..
Bagaimana kita bisa menjadi manusia yang berkualitas , jawabnya kita harus berinteraksi secara maksimal dengan Alquran. Saat ini, kondisi Ummat Islam sedang jauh dari Al Qur’an. Hanya sedikit orang Islam yang mampu membaca Al Qur’an dengan benar. Hanya sedikit orang Islam yang memahami Al Qur’an. Yang mengamalkannnya? Pasti jumlahnya jauh lebih sedikit lagi.

Bahkan, telah banyak orang Islam yang meninggalkan Al Qur’an. Jangankan untuk menghafalkannya atau memahaminya, membacanya saja mereka sudah tidak berminat lagi. Benarlah keluhan Nabi saw kepada Allah swt yang termaktub dalam Al Qur’an [Al Furqan: 30]
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.

Jauhnya Ummat Islam dari Al Qur’an mengakibatkan Ummat Islam terjerembap ke dalam lumpur kehinaan. Khususnya di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, orang Islam digambarkan dengan image/gambaran umum yaitu :  miskin dan tertinggal.

Karena itu, jika ingin bangkit, maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali kepada Al Qur’an. Kembali kepada Al Qur’an berarti kita harus memperbaiki interaksi kita dengan Al Qur’an.

Lalu, Bagaimana cara berinterkasi dengan Al Qur’an?
5 (lima) hal yang perlu dilakukan dalam berinteraksi dengan Al Quran , yaitu: membacanya, memahaminya, mengamalkannya, menghafalkannya, dan mendakwahkannya.

Mumpung bulan ini masih bulan ramadhan marilah banyak2  kita membaca Alquran, sehingga kita terbiasa membaca Alquran, saya yakin kebiasaan ini bisa  berlanjut sampai setelah bulan Ramadhan. Percayalah miskipun kita tidak 100 % tahu arti yang kita baca, tetapi kalau kita rajin, istiqomah membaca Alquran, hati kita akan tentram, juga yang semula tidak tahu artinya, maka kita akan menjadi lebih tahu karena kita menjadi hapal, sehingga akan lebih mudah menerima ajaran islam ketika kita mendengarkan khotbah. Akan tahu apa bacaan imam waktu sholat.   Dan yang penting lagi,  lama kelamaan, saat kita membaca al quran kita akan dapat merasakan senang atau sedih saat membaca al quran, kita akan akan tahu ..oh.. ini ayat2 yang menyenangkan kita, atau oh.. ini ayat2 yang membuat kita sedih,  sehingga pada saat kita membaca Al quran ..tak terasa air mata membasahi kita, bahkan sampai-sampai tak keluar suara lagi dari mulut kita, sambil kita membayangkan amalan-amalan dan dosa-dosa yang talah kita.


Demikian yang bisa saya sampaikan, Assalamuaikum warah matullah hiwabarokatuh.

Orang Yang Baik Menurut Allah

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu
  
Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung  bagi  kita  semua.
Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama.
Atas dasar nikmat itu, nikmat yang lain menjadi berharga di sisi Allah. Hanya dengan adanya nikmat itu, nikmat yang lain bermakna bagi kita, dalam pandanganAllah SWT.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,  beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,

Sababul Wurud hadist ini : Abu Bakar telah bertanya kepada Rasulullah : " Ya Rasulullah, bagaimana pengertian ayat : " Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi balasan, berarti setiap keburukan yang telah kami kerjakan kemudian kami diberi pahala?". Rasulullah bersabda : " Allah telah mengampunimu hai Abu Bakar, bukankah ..... dst. Sehingga orang-orang yang beriman yang keluar dari dunia ini (yaitu mati) dengan baik, segala kesusahan yang menimpanya di dunia, menghapuskan dosa dan kesalahannya.Description: 2:155
Sababul Wurud : Diriwiyatkan di dalam " Al Jami'ul Kabir" dari Jabir bin Abdullah katany : " Bahwa Rasulullah telah melihat Fathimah berpakainan kulit unta di waktu ia membuat tepung. rasulullah merasa terharu, kata beliau : " Hai Fathimah, sabarlah engkau .... dan seterusnya ". Berkenaan dengan ini turunlah ayat Al Quran :Description: 93:5
Description: 41:35



Siapakah diantara kita yang tidak ingin diberikan kebaikan oleh Allah? Namun di sana, ada orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah Azza waJalla. Siapakah yang diinginkan kebaikan oleh Allah, berikut ini beberapa macam orang yang diinginkan kebaikannya oleh Allah. Semoga kita termasuk dari mereka:
1. Dibukanya pintu amal sebelum kematian menjelang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim dari Amru bin Al Hamq).
2. Dipercepat sanksinya/hukumannya  di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.” (HR At Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik).
Namun kita tidak diperkenankan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia, karena kita belum tentu mampu menghadapinya.
“Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang telah kurus bagaikan anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya?” Ia berkata, “Ya, aku berdo’a, “Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, “Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka.”  (“ Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar “) Maka orang itupun berdo’a dengannya. Allah pun menyembuhkannya.” (HR Muslim). 
3. Diberikan cobaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Allah telah mengampunimu hai Abu Bakar. Bukankah engkau sakit, bukankah engkau pernah susah, bukankah engkau pernah cemas, bukankah engkau pernah ditimpa penderitaan, bukankah engkau pernah ditimpa malapetaka ?" jawab Abu Bakar : "Benar". Rasulullah bersabda : "Begitulah (caranya) kalian diberi pahala (dengan penderitaan) di dunia ( untuk pahala di akhirat )".  (H.R. Ahmad)
Hadist lainnya lainnya.
 “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Al Bukhari dari Abu Hurairah).
Cobaan pasti akan menerpa kehidupan mukmin, karena itu janji Allah:
“Wa lanabluwan-nakum bisyai-im-minal khaufi wal juu’i wa naqshim-minal amwaali wal anfusi wats-tsamaraati wa basy-syirish-shaabirin”
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah: 155).
Cobaan itu untuk menggugurkan dosa dan mengangkat derajat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” (HR Ahmad dengan sanad yang hasan).
4. Difaqihkan dalam agama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadist Lainnya berbunyi :
“Haddatsanaa Sa’id bin ‘Ufair ia berkata, haddatsanaa Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihaab ia berkata, Humaid bin Abdur Rokhman berkata, aku mendengar Muawiyah r.a berkhutbah dan berkata : ‘aku mendengar Rasullulah  bersabda’ : “Barangsiapa yang Allah  kehendaki kebaikan, maka akan dipahamkan agamanya. Aku hanyalah pembagi, sedangkan Allah  yang memberi. Senantiasa umat ini tegak diatas perintah Allah, tidak akan membahayakan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah”.
Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus terhadap Al Qur’an dan hadits berasal dari kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al Qur’an dan hadits dengan benar.
Oleh karenanya suatu kebaikan yang tiada tara ketika seseorang memahami (Tafaquh) agama ini dalam artian fiqih yang luas. Kaitannya masalah ini dengan Ilmu adalah bahwa orang yang mendapatkan kebaikan adalah orang yang mendapatkan ilmu, karena dengan ilmunya ia dapat memahami masalah agama. Dan ini adalah harta warisannya para Nabi, sebagaimana dalam hadits yang masyhur bahwa “Para Nabi hanyalah mewarisi ilmu, barangsiapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat banyak”.

Mafhum Mukholafah (pemahaman kebalikan) dari hadits ini adalah bahwa orang yang tidak paham agamanya, maka adalah orang-orang itu orang yang tidak dikehendaki kebaikan. Allah berfirman:
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (QS. Al An’aam (6) : 125).

5. Diberikan kesabaran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" Sabarlah engkau atas kepahitan dunia untuk memperoleh kenikmatan akhirat " (H.R Jabir bin Abdullah)
“Wa la saufayu’thika rabbuka fatardlo”
"Tuhanmu pasti akan memberimu nikmat dan engkau akan senang " ( QS. Ad Dhuha: 5)
Hadist Lainnya berbunyi :
 “Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan. Badan tak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman tak akan hidup tanpa kesabaran. Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya amat membutuhkan kesabaran. Karena Iblis dan balatentaranya tak pernah diam untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.
Allah berfirman :
 “Wa maa yulaq-qaahaa ilal-ladziina shabaruu wa maa yulaq-qaahaa il-la dzuu hazh-zhiin ‘azhiim”
“Tidak ada yang diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang sabar, dan tidak ada yang diberikannya kecuali orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS Fushilat: 35).

Demikian sedikit yang dapat kami paparkan. Semoga kita dijadikan orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah, diberi kesabaran untuk menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya,
Diberi kesabaran dalam menghadapi musibah yang menerpa kita,  
Diberi kefaqihan dalam agama dan dibukakan untuk kita pintu amal shalih sebelum wafat kita.

Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh