Rabu, 20 September 2017

Iqro' Bacalah

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah  wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu

Jamaah yang dirahmati Allah
Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan allah swt, pada kesempatan yang berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan shalat isyak  berjamaah dan  menghadiri salah satu diantara majelis ilmu. Kita berharap semoga Allah Subhana Wata Alla, berkenan untuk melimpahkan kepada kita semuanya ilmu yang bermanfaat, sehingga bisa kita amalkan sebagai bekal untuk menghadap Allah swt,  amin ya rabal alamin.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian


Jamaah  yang dirahmati Allah Ta’ala, tema pada kultum kali ini adalah: pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup; Berbicara tentang pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup, hendaknya atau baiknya  pikiran kita kembali mengingat ketika nabi muhammad sebelum menjadi nabi, pada waktu itu keadaan umat di mekah dalam  keadaan yang kacau, yang kita kenal dengan islitan jaman jahiliyah.

 Manusia saat itu benar-benar dalam kebodohan yang sangat.  Banyak masyakatnya yang menyembah patung. Ada yang membuat patung sendiri dari gandum kemudian di sembah lalu setelah itu dimakan. Perilaku jahiliah tidak terbatas pada menyembah patung, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, minum arak/khamar, berjudi, atau merampok yang saat itu terjadi di tengah-tengah masyarakat Arab.

Melihat keadaan masyarakat mekah pada kondisi seperti itu, maka nabi Muhammad sering ber tafakur ( merenung, menyendiri) di goa Qiro’ di gunung jabal Nur. Rasulullah saw pergi berkhalwat untuk menghindari keadaan kaumnya masa itu yang jauh dari mengingati Allah SWT. Di sana Rasulullah saw beribadat dengan bermunajat dan berzikir mengikut ajaran Nabi Ibrahim as. Nabi muhammad ingin mencari jalan bagaimana menata kembali masyakat mekah yang sudah rusak tersebut. Maka suatu malam  dijawablah oleh Allah atas apa yang nabi keluhkan pada saat itu.. jawabannya apa ? untuk menata kembali masyarakat yang sudah  bobrok ? jawabanya adalah surat Al Iqro’..

Iqro' bismirobbikalladzi kholaq, Kholakol insaa na min 'alaq, Iqra' warobbukal akram, Alladzii 'allama bil qolam, 'Allamal insaa na maa lam ya'lam.
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajari (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
Ya Jadi untuk menata kembali masyakat mekah yang sudah rusak tersebut,  nabi disuruh Allah menbaca, membaca apa membaca : “Alif laam miin; Dzalikal kitabu la raiba fihi hudal lil muttaqin : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 1-2).
Jadi untuk memperbaiki masyakat yang bobrok pada waktu itu,  Allah menyuruh Nabi membaca, mehapalkan, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Alquran.
Al Quran adalah pedoman hidup kita, ALQuran adalah sumber dari segala sumber ilmu, Al quran adalah segala bagi kita.
Sejarah telah membuktikan bahwa kejayaan Islam pada masa dahulu disebabkan oleh karena Ummat Islam memiliki interaksi/hubungan yang kuat  dengan Al Qur’an. Nabi Muhammad selama 10 tahun sukses membangun masyakat Madinah  dan berjuang di mekah selama 13 tahun. Kesuksesan membangun masyakat di kedua kota itu karena nabi berpegang teguh pada Al Quran.  Sejarah juga telah membuktikan bahwa keruntuhan kejayaan Islam disebabkan jauhnya Ummat Islam dari Al Qur’an. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman, akan kita membawa kepada kemuliaan, sedangkan meninggalkannya akan mengakibatkan kehinaan.
Sehingga, jika kita pingin menjadi masyakat yang ber kualitas seharusnya kita banyak mencontoh keadaan masyakarat pada saat di pimpin rosullulah yaitu selalu mengikuti Al quran dan Sunnah.  Rosullulah sendiri telah berkata : telah aku tingkalkan dua hal yang manakala engkau perpegang erat engkau tidak akan tersesat selama-lamanya, dua hal itu adalah Al quran dan Al Hadist.
Namun sayang banyak dari kita sekarang yang jauh dari Alquran tidak percaya lagi sama Alquran... tapi kalau mereka dibilang kamu sudah nggak percaya lagi sama Al quran. meraka pasti marah. Mereka pasti menjawab kami percaya Al quran 100 % bahkan 1000 %. Tapi jika kita lihat perbuatan mereka ..bisa jadi  jauh dari ajaran Alquran. Di Quran kita dilarang untuk riba.. tapi bagi mereka,  riba itu biasa, kata orang wis sego jangan,  jangankan  bunga di bank, di PKK atau bahkan tingkat  Dasa wisma saja kalau ada simpan pinjam mesti ada bunganya... nggak semangat kalau nggak ada bunganya katanya. Di al quran kita disuruh jujur dalam timbangan kalau berdagang, tapi bagi mereka.. sekarang bukan soal timbangan saja... tapi tidak jujur dalam lainnya juga... misalnya jual daging ayam tiren, dibilang daging segar, daging sapi diglonggong biar kelihatan besar, tahu dikasih formalir biar awet 3 tahun, bakso di kasih borak dan lain2nya... di indonsia ini juga sudah  banyak sekali yang  pernah di palsu... mulai dari uang dipalsu, ijazah  dipalsu, stnk dipalsu, sim dipalsu, bpkb dipalsu, obat dipalsu, alis palsu, rambut  palsu,  alamat palsu, sampai- sampai suami dipalsu, Istri juga dipalsu dan lain2nya saya kira masih banyak lagi.
Dari penelitian yang dilakukan Rehman Scheherazade, seorang Professor Wanita bidang International Finance and International Affairs (dari George Washington University , usa) , penelitiannya berjudul How Islamic are Islamic Countries?  (bahasa indonesia kasarnya bagimana tingkat keislaman di negara islam) tahun 2010, hasil penelitian itu menempatkan negara-negara Islam pada posisi bawah. Dari 208 negara yang diteliti, posisi tebaik diraih oleh Malaysia pada posisi 33, sementara Arab Saudi no 99 dan Indonesia pada posisi 140.  Lima negara yang paling Islami menurut penelitian tersebut adalah:  Irlandia, Deanmark, Luxembourg, Swedia, dan Inggris.  Penelitian ini mengukur kesesuaian praktik kehidupan di negara yang diteliti dengan prinsip-pinsip Islam, dalam bidang economics, legal and govermen (hukum dan pemerintahan), HAM, and international relations.
Tentu saja hasil  penelitian ini masih ada ruang untuk dikritik, tapi kalau kita melihat kondisi negara kita, sebagai negara Islam terbesar di dunia, kita bisa melihat sendiri bagaimana: banyaknya korupsi, ketidakadilan dalam ekonomi, ketidakjujuran, fakir miskin yang masih terlantarkan nasibnya oleh negara, rasanya Penelitian tesebut sangat masuk akal. Apalagi kalau kita pernah hidup di negara-negara yang masuk peringkat 5 besar pada penelitian tersebut, kita bisa merasakan sendiri, bagaimana praktik kehidupan bidang-bidang tadi di inggris misalnya, di negara inggris itu atau biasa disebut united kingdom : pendidikan mulai dari TK sampai Universitas dan kesehatan gratis buat semua orang, bahkan pengangguran atau tepatnya orang miskinpun digaji oleh negara. Serta bagaimana kesantunan dan kejujuran orang inggris.  Rasanya, hasil penelitian itu sangat masuk akal. Kecuali kalau yang dijadikan ukuran adalah berapa banyak orang yang sholat, puasa, dan haji, sepertinya Indonesia sangat berpeluang menempati posisi nomer wahid alias nomor satu.

Jammah yang dirahmati Allah..
Bagaimana kita bisa menjadi manusia yang berkualitas , jawabnya kita harus berinteraksi secara maksimal dengan Alquran. Saat ini, kondisi Ummat Islam sedang jauh dari Al Qur’an. Hanya sedikit orang Islam yang mampu membaca Al Qur’an dengan benar. Hanya sedikit orang Islam yang memahami Al Qur’an. Yang mengamalkannnya? Pasti jumlahnya jauh lebih sedikit lagi.

Bahkan, telah banyak orang Islam yang meninggalkan Al Qur’an. Jangankan untuk menghafalkannya atau memahaminya, membacanya saja mereka sudah tidak berminat lagi. Benarlah keluhan Nabi saw kepada Allah swt yang termaktub dalam Al Qur’an [Al Furqan: 30]
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.

Jauhnya Ummat Islam dari Al Qur’an mengakibatkan Ummat Islam terjerembap ke dalam lumpur kehinaan. Khususnya di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, orang Islam digambarkan dengan image/gambaran umum yaitu :  miskin dan tertinggal.

Karena itu, jika ingin bangkit, maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali kepada Al Qur’an. Kembali kepada Al Qur’an berarti kita harus memperbaiki interaksi kita dengan Al Qur’an.

Lalu, Bagaimana cara berinterkasi dengan Al Qur’an?
5 (lima) hal yang perlu dilakukan dalam berinteraksi dengan Al Quran , yaitu: membacanya, memahaminya, mengamalkannya, menghafalkannya, dan mendakwahkannya.

Mumpung bulan ini masih bulan ramadhan marilah banyak2  kita membaca Alquran, sehingga kita terbiasa membaca Alquran, saya yakin kebiasaan ini bisa  berlanjut sampai setelah bulan Ramadhan. Percayalah miskipun kita tidak 100 % tahu arti yang kita baca, tetapi kalau kita rajin, istiqomah membaca Alquran, hati kita akan tentram, juga yang semula tidak tahu artinya, maka kita akan menjadi lebih tahu karena kita menjadi hapal, sehingga akan lebih mudah menerima ajaran islam ketika kita mendengarkan khotbah. Akan tahu apa bacaan imam waktu sholat.   Dan yang penting lagi,  lama kelamaan, saat kita membaca al quran kita akan dapat merasakan senang atau sedih saat membaca al quran, kita akan akan tahu ..oh.. ini ayat2 yang menyenangkan kita, atau oh.. ini ayat2 yang membuat kita sedih,  sehingga pada saat kita membaca Al quran ..tak terasa air mata membasahi kita, bahkan sampai-sampai tak keluar suara lagi dari mulut kita, sambil kita membayangkan amalan-amalan dan dosa-dosa yang talah kita.


Demikian yang bisa saya sampaikan, Assalamuaikum warah matullah hiwabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar