Rabu, 20 September 2017

Orang Yang Baik Menurut Allah

assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu
  
Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung  bagi  kita  semua.
Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama.
Atas dasar nikmat itu, nikmat yang lain menjadi berharga di sisi Allah. Hanya dengan adanya nikmat itu, nikmat yang lain bermakna bagi kita, dalam pandanganAllah SWT.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,  beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Jamaah Shalat  Shubuh yang dirahmati Allah,

Sababul Wurud hadist ini : Abu Bakar telah bertanya kepada Rasulullah : " Ya Rasulullah, bagaimana pengertian ayat : " Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi balasan, berarti setiap keburukan yang telah kami kerjakan kemudian kami diberi pahala?". Rasulullah bersabda : " Allah telah mengampunimu hai Abu Bakar, bukankah ..... dst. Sehingga orang-orang yang beriman yang keluar dari dunia ini (yaitu mati) dengan baik, segala kesusahan yang menimpanya di dunia, menghapuskan dosa dan kesalahannya.Description: 2:155
Sababul Wurud : Diriwiyatkan di dalam " Al Jami'ul Kabir" dari Jabir bin Abdullah katany : " Bahwa Rasulullah telah melihat Fathimah berpakainan kulit unta di waktu ia membuat tepung. rasulullah merasa terharu, kata beliau : " Hai Fathimah, sabarlah engkau .... dan seterusnya ". Berkenaan dengan ini turunlah ayat Al Quran :Description: 93:5
Description: 41:35



Siapakah diantara kita yang tidak ingin diberikan kebaikan oleh Allah? Namun di sana, ada orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah Azza waJalla. Siapakah yang diinginkan kebaikan oleh Allah, berikut ini beberapa macam orang yang diinginkan kebaikannya oleh Allah. Semoga kita termasuk dari mereka:
1. Dibukanya pintu amal sebelum kematian menjelang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim dari Amru bin Al Hamq).
2. Dipercepat sanksinya/hukumannya  di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.” (HR At Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik).
Namun kita tidak diperkenankan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia, karena kita belum tentu mampu menghadapinya.
“Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang telah kurus bagaikan anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya?” Ia berkata, “Ya, aku berdo’a, “Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, “Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka.”  (“ Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar “) Maka orang itupun berdo’a dengannya. Allah pun menyembuhkannya.” (HR Muslim). 
3. Diberikan cobaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Allah telah mengampunimu hai Abu Bakar. Bukankah engkau sakit, bukankah engkau pernah susah, bukankah engkau pernah cemas, bukankah engkau pernah ditimpa penderitaan, bukankah engkau pernah ditimpa malapetaka ?" jawab Abu Bakar : "Benar". Rasulullah bersabda : "Begitulah (caranya) kalian diberi pahala (dengan penderitaan) di dunia ( untuk pahala di akhirat )".  (H.R. Ahmad)
Hadist lainnya lainnya.
 “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Al Bukhari dari Abu Hurairah).
Cobaan pasti akan menerpa kehidupan mukmin, karena itu janji Allah:
“Wa lanabluwan-nakum bisyai-im-minal khaufi wal juu’i wa naqshim-minal amwaali wal anfusi wats-tsamaraati wa basy-syirish-shaabirin”
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah: 155).
Cobaan itu untuk menggugurkan dosa dan mengangkat derajat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” (HR Ahmad dengan sanad yang hasan).
4. Difaqihkan dalam agama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadist Lainnya berbunyi :
“Haddatsanaa Sa’id bin ‘Ufair ia berkata, haddatsanaa Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihaab ia berkata, Humaid bin Abdur Rokhman berkata, aku mendengar Muawiyah r.a berkhutbah dan berkata : ‘aku mendengar Rasullulah  bersabda’ : “Barangsiapa yang Allah  kehendaki kebaikan, maka akan dipahamkan agamanya. Aku hanyalah pembagi, sedangkan Allah  yang memberi. Senantiasa umat ini tegak diatas perintah Allah, tidak akan membahayakan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah”.
Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus terhadap Al Qur’an dan hadits berasal dari kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al Qur’an dan hadits dengan benar.
Oleh karenanya suatu kebaikan yang tiada tara ketika seseorang memahami (Tafaquh) agama ini dalam artian fiqih yang luas. Kaitannya masalah ini dengan Ilmu adalah bahwa orang yang mendapatkan kebaikan adalah orang yang mendapatkan ilmu, karena dengan ilmunya ia dapat memahami masalah agama. Dan ini adalah harta warisannya para Nabi, sebagaimana dalam hadits yang masyhur bahwa “Para Nabi hanyalah mewarisi ilmu, barangsiapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat banyak”.

Mafhum Mukholafah (pemahaman kebalikan) dari hadits ini adalah bahwa orang yang tidak paham agamanya, maka adalah orang-orang itu orang yang tidak dikehendaki kebaikan. Allah berfirman:
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (QS. Al An’aam (6) : 125).

5. Diberikan kesabaran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" Sabarlah engkau atas kepahitan dunia untuk memperoleh kenikmatan akhirat " (H.R Jabir bin Abdullah)
“Wa la saufayu’thika rabbuka fatardlo”
"Tuhanmu pasti akan memberimu nikmat dan engkau akan senang " ( QS. Ad Dhuha: 5)
Hadist Lainnya berbunyi :
 “Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan. Badan tak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman tak akan hidup tanpa kesabaran. Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya amat membutuhkan kesabaran. Karena Iblis dan balatentaranya tak pernah diam untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.
Allah berfirman :
 “Wa maa yulaq-qaahaa ilal-ladziina shabaruu wa maa yulaq-qaahaa il-la dzuu hazh-zhiin ‘azhiim”
“Tidak ada yang diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang sabar, dan tidak ada yang diberikannya kecuali orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS Fushilat: 35).

Demikian sedikit yang dapat kami paparkan. Semoga kita dijadikan orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah, diberi kesabaran untuk menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya,
Diberi kesabaran dalam menghadapi musibah yang menerpa kita,  
Diberi kefaqihan dalam agama dan dibukakan untuk kita pintu amal shalih sebelum wafat kita.

Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar