Sabtu, 12 Desember 2015

Menghilangkan Sifat Malas

MENGHILANGKAN SIFAT MALAS

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan allah swt, pada kesempatan yang berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan shalat subuh berjamaah dan  menghadiri salah satu diantara majelis ilmu. Kita harapkan semoga Allah Subhana Wata Alla, berkenan untuk melimpahkan kepada kita semuanya ilmu yang bermanfaat, sehingga bisa kita amalkan sebagai bekal untuk menghadap Allah swt,  amin ya rabal alamin.
    
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
    
Hidup manusia memang penuh cobaan, jalan terjal penuh berliku yang terkadang menjadikan kita berputus asa, termasuk urusan rezeki. Bisnis yang dulu berjaya tiba-tiba merugi, dan menjadikan utang menumpuk dimana-mana. Yang namanya utang itu tidak mengenakkan. Hidup jadi tidak tenang. Apalagi jika utang sudah menumpuk, Arep menyang pasar wedi, mengko ketemu pak A, ditagih utange, arep ngalor wedi mengko ketemu pak b, arep neng kidul wedi, mengko ketemu pak C, etok undangan, wedi mengko nek teko ketemu pak liyane, neng omah terus, ya wedi mengko ditekani, debt collector. Biasanya orang yang punya utang banyak itu, alamat rumahnya gak tetap,  suka berpindah-pindah dari alamat a, terus bulan berikutnya bisa ke alamat b, dan seterusnya, lha nek  tasih bujang nggeh boten nopo-nopo, tapi kalau sudah punya anak istri, Apa anak istrinya juga diajak hidup perpindah-pindah. Pokoknya punya hutang itu, bikin hidup tidak enak, sirah e rasane pingin pecah, orang yang punya masalah berat misalnya utang ini, biasanya sukanya memandang ke atas, ke arah mega di langit, dalam hatinya , punya pikiran, seandainya dia dapat terbang tentu dia akan terbang jauh dari tempat itu. Mudah-mudah kita tidak mendapatkan cobaan berat seperti ini.

Punya utang juga menyebabkan kita juga kurang bersemangat dalam hidup, yen PNS duwe utang, nyicilnya mesti pasti dipotong dari uang gajian bulannya, dan kalau gajinya sudah habis dipotong dia akan menjadi malas bekerja, karena terus memikirkan utang dan bagaimana mencari uang tambahan.  Sehingga utang  itu menjadikan kita malas.        


Malas merupakan salah satu penyakit mental/jiwa. Mboten enten, wong normal  teng donyo niki seneng duwe sifat males, semua orang benci dengan penyakit malas, karena betapa buruk akibat yang timbulkannya. Punya utang banyak dan rasa malas juga bisa menjadi penyebab seseorang berbuat kejahatan.


Padahal kita merasa sudah berupaya semaksimal mungkin mengatasinya, namun tetap saja belum membuahkan hasil. Hal utama yang perlu dan patut kita renungkan adalah dengan introspeksi, yaitu dengan sebuah pertanyaan sejauh mana usaha kita tersebut?


Usaha manusia mencakup dua dimensi, yaitu lahiriah dan batiniah. Biasanya usaha batiniah yang sering kita lupakan. Ujung-ujungnya ketika kita menghadapi kendala dalam usaha, kita langsung memvonis bahwa Tuhan tidak adil. Padahal, Dia selalu menolong hamba-Nya, namun kita sendiri yang tidak mau meminta pertolongan-Nya.


Bagaimana hutang-hutang kita segera terlunasi dengan cara Islam, salah satunya yaitu dengan doa-doa yang berasal dari sumber yang dapat "dipertanggungjawabkan". Artinya isi kandungan dari doa-doa kita tidaklah bertentangan dengan syariat Islam.


Salah satu contoh cerita yang sangat termasyur. Abu Said Al-Khudhri bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:
 "Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasali wa a'udzubika minal jubni wal bukhli wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali"
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.


"Kata Abu Umamah radhiyallahu 'anhu: "Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas semua hutangku." (HR Abu Dawud 4/353) Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu merupakan doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan.


Inilah salah resep dari  Rasullulah dari Allah, bagaimana caranya mengatasi hutang dan mengatasi penyakit hati yaitu malas, kikir dan pengecut.


Jangan sampai kalau kita diberi tahu sama ahli atau  pakar misalnya kayak mario teguh, kitanya lebih percaya dan tekun mencatat, tetapi mendengar hadist Rasulullah SAW ini, yaitu hadist yang berisi bagaimana menghilangkan utang ini kepada kita ini, kita cuekin, atau tidak percaya. Bagaimana etika kita disisi Allah SWT, cara yang diajarkan Allah nggak kita gunakan. Padahal semua proses itu adalah bagian dari proses kepada solusi, bagian dari ibadah, bila masuk kedalam Islam, seharusnya kita  pakai semua ajaran dari Allah, yang membuat Allah redho, ada sabar, ada tawakkal, bila ikhtiar sudah makslimal dan melanggengkan ketaatan.

Allah pasti akan memberi pertolongan kepada hambanya yang minta tolong kepadanya, Allah berfirman :
“walayanshuranna allaahu man yanshuruhu”
Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesngguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (TQS. Al-Hajj : 40)
Ayat ini menjelaskan kepastian pertolongan Allah bagi orang yang menolong-Nya. Pada ayat 41, Allah menyifati orang-orang yang mendapat pertolongan tersebut :

alladziina im makkannaahum fii al-ardhi aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata wa-amaruu biama'ruufi wanahaw 'ani almunkari walillaahi 'aaqibatu al-umuur” 
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan.

Kalau pada ayat tersebut Allah menunjukkan karakter orang-orang yang akan mendapat pertolongan Allah, maka sebaliknya pertolongan Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang tidak memiliki karakter sebagaimana yang telah Allah tetapkan. Karakter orang yang mendapat pertolongan Allah adalah orang-orang yang menjalankan/mengerjakan syariat Islam dan orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Sedangkan orang-orang yang melanggar syariat Islam, apalagi berupaya mengganti syariat Islam dengan aturan yang lain, tentu pertolongan Allah tidak akan diberikan. Demikian juga orang-orang yang tidak mau melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tentu tidak akan mendapatkan pertolongan Allah.

Karakter yang lain yang tidak akan mendapat pertolongan Allah adalah:
“walaa tarkanuu ilaa alladziina zhalamuu fatamassakumu alnnaaru wamaa lakum min duuni allaahi min awliyaa-a tsumma laatunsharuuna” 
Artinya : Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan (TQS. Huud : 113)

Pada ayat tersebut, Allah menjelaskan sifat orang yang tidak mendapat pertolongan Allah adalah orang yang cenderung kepada orang yang berbuat dzalim dan meridloi kedzaliman yang mereka lakukan serta tidak ada upaya untuk menghentikan kedzaliman mereka.


Jika kita banyak bersedekah, bisa jadi,  kita bisa menghilangkan utang-utang yang memilit kita, tapi banyak yang bertanya : “Bagaimana mungkin saya bisa melakukan sedekah? Untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja masih kurang, belum lagi hutang masih menumpuk?”pertanyaan inilah yang sering dikemukakan orang yang berhutang ketika disuruh bersedekah. “ Ono-ono wae! Wong akeh utange dokon sedekah”, demikian katanya.

Padahal, kalau mereka tahu, bisa jadi, justru inilah jalan keluarnya. Saat kita dihimpit persoalan ekonomi, saat kita banyak hutang dan tidak tahu bagaimana cara membayarnya, bisa jadi sedekah  adalah solusinya! Jika digali lebih dalam firman Allah pada Surah At Talaq ayat 7 : waman qudira 'alayhi rizquhu falyunfiq mimmaa aataahu “Dan orang yang disempitkan rizkinya, hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya”, maka sedekah ternyata bisa menjadi solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Kalau ingin urusan kita selesai, segeralah bersedekah, Harta tidak akan berkurang dengan sedekah, dan gabungkan dengan amalan-amalan lainnya, dengan ikhlas myakini Allah maha kuasa atas segala sesuatu, banyak nyebut Asma Allah, banyak sholawat dan istighfar. Membperbanyak istighfar karena istighfar memohon ampun pada Allah, dan itu yang akan memudahkan rezeki kita. Hasan Al Bashri rahimahullah berkata : “Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. karena memohon ampun pada Allah itulah yang akan memudahkan rezeki


Selain itu juga memerbanyak doa, selain doa seperti tadi,  ada lagi doa untuk menghilngkan utang yaitu :
a.  “Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan sulitnya utang (HR. Bukhari)
b. “Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak” Artinya: Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu (HR. Tirmidzi)

Dan yang lebih penting adalah amalan sehari-hari, jangan sekedar ibadah itu hanya ritual tanpa memperbaiki diri, yang masih suka ke dukun, stop, karena dosa syirik bisa mengakibatkan kekafiran tanpa sadar, yang doyan maksiat zina dan judi, stop semuanya, kita benerin kerabat keluarga kita, karena toh semuanya akan kembali kepada kita.
Para Nabi dan para wali itu doanya cepet terkabul karena mereka paling banyak memberi  manfaat ilmu Allah kepada orang banyak, Jadi sekali mereka berdoa, shalat, pahalanya berlipat ganda, lakukan dengan ikhlas,  yakin, kejar balasan akhirat, dunia bakal mengejar tanpa capek.  Ibaratnya ngurus anak orang, rumah orang, kantor orang saja dibales cepet jasanya sama manusia, apalagi ngurus agama Allah.

Janji Negara, Presiden,Bupati, camat, lurah itu bisa bohong, bisa ada kendala diluar dugaan, tetapi janji Allah pasti beneran dalam bentuk yang terbaik kepada kita. kalo kita perbanyak beramal, ikhlas, apalagi amalan itu sampe menjadi rutinitas kita. Perbanyak merenung, takarub, dzikir, renungi ayat2 Allah, mentadaburi ayat2 Allah dan ingatlah semua hikmah kehidupan yang telah lewat, mana ada yang tanpa kehendak Allah ?


Semoga semua kita ditolong Allah SWT dan bagi yang kena masalah, Allah angkat masalahnya dengan kebaikan, bukan keburukan. Cukuplah Allah sebagai tujuan terbesar kita, secara lahir dan bathin semoga Allah memberikan pertolongan-Nya kepada kita semua, Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar