assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa min syayyi-aati a'maalinaa
man yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa
muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu
Jamaah Shalat Isya’ dan taraweh yang dirahmati Allah Subhana Wata Alla
Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan
allah swt, pada kesempatan yang berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan
shalat Isya’ dan taraweh. Kita berharap semoga Allah Subhana Wata Alla,
berkenan untuk menerima amalan kita ini nanti di akherat. amin ya rabal alamin.
Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para
keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Jamaah Shalat Isya’ dan taraweh yang dirahmati Allah Subhana Wata Alla ; Dalam
Quran surah Al Ahzab ayat 21 Allah berfirman :
Artinya”Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang
yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk
dapat meneladani akhlak dan sifat Rasulullah SAW harus banyak belajar dari
Al-Qur’an dan Al Hadits. Karena setiap
ayat dalam al-Quran selalu Beliau menjalankannya terlebih dahulu sebelum
menyampaikannya kepada umatnya. Salah
satu contoh saja yaitu tentang bagaimana nabi berhubungan dengan Allah.
Dengan doa
Nabi (saw) akan berhubungan dengan Allah
azzawajal,
Dengan Shalat
nabi kita (saw) akan menemukan kedamaian
Kapan terakhir
kali kita menemukan kedamaian dalam Allah
kita?
Kapan
waktu kita mengeluh kepada Alllah
bukannya mengeluh kepada orang lain.
Sesungguhnya
keluhan dari masalah saya dan kekhawatiran saya hanya untuk Allah Azza Wajalla
Marilah
kita memperhatikan bagaimanakah Rosullulah
berhubungan dengan Allah. Marilah
kita memcontoh bagaimana Rosul allah
(saw) yang terhubung dengan Allah, Bagimana Rosullulah berkeluh kesah,
bagaimana rosullulah menemukan kedemaian
Dalam
hadits yang shahih di dalam shabih Bukhari
dan muslim. Abdullah bin Syaqiq radiallahu
anhu ta'ala Dia mengatakan bahwa saya (Abdullah bin Syaqiq) masuk ke dalam
kamar Rosulullah (saw) dan pada saat itu
rosullulah sedang berdoa, dan saya (Abdullah bin Syaqiq) melihat bahwa
jenggotnya menetes air karena basah,
seakan seember air telah dituangkan di kepalanya, seolah-olah sember air telah
dituangkan di atas kepalanya, dan janggutnya basah kuyup karena menangis dari
rasa takut allah, dapatkah kita bayangkan? Nabi kita (SAW) menangis begitu
banyak karena rasa takut terhadap Allah,
dapatkah kita bayangkan? Bandingkan dengan kita kapan kita terakhir kalinya
menanis dalam shlalat tahajut ditengah keheningan malam.
Muhammad
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang banyak
sekali bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla atas nikmat-nikmat-Nya dan sering
bertaubat dan beristigfâr. Bahkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
shalat sampai kedua kaki beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bengkak, sehingga
ada yang mengatakan :
“Wahai
Rasûlullâh! Allâh telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lewat dan yang
datang?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ringan menjawab, “Apakah
aku tidak mau menjadi hamba yang banyak (pandai) bersyukur?!” (abdan
syakura)
Meski
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat pandai bersyukur kepada atas segala
limpahan nikmat-Nya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap saja banyak
beristighfâr, memohon ampun kepada Allâh Azza wa Jalla . Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Demi Allâh!
Sesungguhnya aku beristighfar, memohon ampun kepada Allâh Azza wa Jalla lebih
dari 70 kali dalam sehari.
Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sangat takut terhadap murka Allâh Azza wa
Jalla .
Dalam
hadist shahih dalam hadist riwayat muslim dari Hudzaifah radi
allahu anhu berkata : saya shalat dengan Rosullullah di tengah malam, di
rakaat pertama Rosullullah membacakan surah al bakarah, surat ali imron, surat Annissa
dan Rosullullah berhenti di setiap ayat allah yang menyebutkan/ menggambarkan
surga / jannah, dan Rosullullah berdoa memohon kepada Allah : Ya Allah masukkan
aku masuk ke dalan surga dan Rosullullah berhenti di setiap ayat Allah yang menyebut / menggambarkan neraka Jahanam
dan Rosullullah berdoa: Ya Allah selamatkan aku dari neraka Jahanam
Rasuullulah
, shalat di tengah malam, lamanya 6
sampai 7 jam, pada malam hari dan berjihad
fisabillah (berperang) di pagi dan siang harinya, kadang tidak ada makanan untuk di makan,
tidak ada air untuk diminum, sehingga terkadang Rosullullah puasa selama 3
sampai 4 hari pada satu minggunya, seperti itu perjuangan nabi kita.
Didalam hadist
shahih lainnya HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i
dan Ibnu Majah: aisyah mengatakan saya bangun di tengah malam dan
saya mencari nabi ke sekitarnya dan
kahirnya tangan saya menyentuh kaki rosullulah
yang sedang berdoa dan rasullolah mengatakan dalam sujud nya doa
berikut, apa yang doa yang ia katakan? Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari
kemarahan-Mu, wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, dan dengan kesalamatan-Mu dari
hukuman-Mu , wa a’udzu bika minka, dan aku berlindung
kepada-Mu dari siksa-Mu, laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan
kepada-Mu, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik, Engkau
adalah sebagaimana Engkau sendiri memuji diriMU
Begitulah cara
nabi memuji Allah, dan begitulah cara hati rosullulah keluar untuk Allah, dan
begitulah cara rosullulah melakukannya
murni tanpa memberitahu istrinya, tulus
hanya antara rosullulah dan Allah
azzawajalla saja.
Pantaslah
kalau Rosulullah menjadi seorang hamba yang paling dicintai Allah Azza wajalla,
kemudian bagaimana dengan kita, apakah kita juga termasuk orang yang dicintai
Allah, kadang ada juga dari kita itu yang amalannya ya mungkin baru sedikit aja, sudah merasa paling dicntai Allah
sehingga sudah berani mengejek amalan orang lain, kadang kita dengar orang yang
berkata atau dalam bhs jawanya ngerasani amalan orang.. iku lho pak a... gayane sholat e
neng masjid, ning ra tau tahlilan ra tau
yasinan, rasakno mengko nek mati nglundung dewe neng kuburan, mungkin
kaya di flim horor cina dulu, kalau ada orang mati terus dahinya dikasih
kertas, terus mayat tersebut bisa jakan
dan digiring ke kuburan sama suhunya.
Bagaimana caranya kita tahu kalau
kita ini sudah dicintai Allah?
Untuk mengetahui apakah kita itu
dicintai Allah kita bisa meniru tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Syaikh ‘Ali
al-Thanthawi radiaalluhu anhu, karena kecintaan Allah Ta’ala terhadap
hamba-hamba-Nya datang untuk beberapa sebab dan sifat yang Ia (Allah)
menyebutnya dalam kitab-Nya yang Mulia (Al Quran). Tahap pertama : Allah
mencintai “Al-muttaqien”; orang-orang yang bertakwa. Apakah kita
sudah termasuk orang yang bertaqwa? Yaitu menjalankan semua perintah Allah dan
menjauhi semua larangan Nya, Kalau belum mungkin kita termasuk dalam tahap yang
kedua yaitu :
Allah mencintai “Al-Shaabirien”,
orang-orang yang bersabar. Apakah
kita sudah termasuk orang-orang yang bersabar? Sabar dalam mendalam menjalankan
semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya, Kalau belum, mungkin kata
bisa masuk orang yang berada dalam tahap ketiga yaitu : Allah mencintai “Al-Mujaahidien”,
orang-orang yang berjihad / bersungguh - sungguh. Apakah kita sudah
termasuk ini yaitu sudah berjihad atau bersungguh-sungguh dalam mendalam
menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya, kalau belum mungkin kita termasuk dalam tahap
keempat yaitu : Allah itu mencintai “Al-Muhsinien”, orang-orang yang berbuat baik/orang-orang yang
suka berinfak.
Nah marilah kita mencoba memeriksa
amalan-amalan kita, ternyata kalau kebanyakan terwarnai dengan kefuturan,
kelalaian, celah/ cacat dan dosa-dosa kalau, maka marilah kita bertaubat karena
Allah Ta’ala berfirman: Innallaaha yuhibbu al-tawwabiina , Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Karena sifat inilah yang seharusnya
ada pada diri kita...
Lha kalau kita tidak termasuk, muthaqin,
shaabirien, mujahid dan kita juga tidak
mau bertaubat akan kefuturan, kelalaian, celah/ cacat dan dosa-dosa kita, maka
celakalah kita, berarti kita bukan
termasuk orang-orang yang dicintai Allah, ya mungkin inilah orang yang pantas disebut
orang sing nek mati glundung dewe neng kuburan.
Demikian sedikit yang dapat
kami sampaikan. Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang
senantiasa takut kepada-Nya, sehingga dengan itu kita menjalankan segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Wabillahi taufiq wal
hidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar