assalaamu
'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
innalhamdalillaah,
nahmaduhuu
wa
nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa
na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa
wa
min syayyi-aati a'maalinaa
man
yahdillaahu falaa mudhillalahu
wa
man yudhlilhu falaa haadiyalahu
asyhadu
anlaa ilaaha illallah wahdahu laa
syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya
ba'dahu
Jamaah
yang dirahmati Allah
Kita
panjatkan puja dan puji syukur kehadiratan allah swt, pada kesempatan yang
berbahagia ini kita kembali bisa menjalankan shalat isyak berjamaah dan
menghadiri salah satu diantara majelis ilmu. Kita berharap semoga Allah
Subhana Wata Alla, berkenan untuk melimpahkan kepada kita semuanya ilmu yang
bermanfaat, sehingga bisa kita amalkan sebagai bekal untuk menghadap Allah
swt, amin ya rabal alamin.
Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para
keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian
Jamaah yang dirahmati Allah Ta’ala, tema pada kultum
kali ini adalah: pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup; Berbicara
tentang pentinngnya ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup, hendaknya atau baiknya
pikiran kita kembali mengingat ketika nabi muhammad sebelum
menjadi nabi, pada waktu itu keadaan umat di mekah dalam keadaan yang kacau, yang kita kenal dengan
islitan jaman jahiliyah.
Manusia saat itu benar-benar dalam kebodohan
yang sangat. Banyak masyakatnya yang
menyembah patung. Ada yang membuat patung sendiri dari gandum kemudian di
sembah lalu setelah itu dimakan. Perilaku jahiliah tidak terbatas pada
menyembah patung, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, minum arak/khamar,
berjudi, atau merampok yang saat itu terjadi di tengah-tengah masyarakat Arab.
Melihat
keadaan masyarakat mekah pada kondisi seperti itu, maka nabi Muhammad sering
ber tafakur ( merenung, menyendiri) di goa Qiro’ di gunung jabal Nur.
Rasulullah saw pergi berkhalwat untuk menghindari keadaan kaumnya masa itu yang
jauh dari mengingati Allah SWT. Di sana Rasulullah saw beribadat dengan
bermunajat dan berzikir mengikut ajaran Nabi Ibrahim as. Nabi muhammad ingin
mencari jalan bagaimana menata kembali masyakat mekah yang sudah rusak
tersebut. Maka suatu malam dijawablah
oleh Allah atas apa yang nabi keluhkan pada saat itu.. jawabannya apa ? untuk
menata kembali masyarakat yang sudah
bobrok ? jawabanya adalah surat Al Iqro’..
Iqro'
bismirobbikalladzi kholaq, Kholakol insaa na min 'alaq, Iqra' warobbukal akram,
Alladzii 'allama bil qolam, 'Allamal insaa na maa lam ya'lam.
Artinya : Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajari
(manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
Ya Jadi untuk menata
kembali masyakat mekah yang sudah rusak tersebut, nabi disuruh Allah menbaca, membaca apa
membaca : “Alif laam miin; Dzalikal
kitabu la raiba fihi hudal lil muttaqin : Kitab (Al Quran) ini tidak
ada keraguan padanya; sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS.
Al-Baqarah: 1-2).
Jadi untuk memperbaiki masyakat yang bobrok pada waktu itu, Allah menyuruh Nabi membaca, mehapalkan, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Alquran.
Al Quran adalah pedoman
hidup kita, ALQuran adalah sumber dari segala sumber ilmu, Al quran adalah
segala bagi kita.
Sejarah telah membuktikan
bahwa kejayaan Islam pada masa dahulu disebabkan oleh karena Ummat Islam
memiliki interaksi/hubungan yang kuat dengan Al Qur’an. Nabi Muhammad selama 10
tahun sukses membangun masyakat Madinah
dan berjuang di mekah selama 13 tahun. Kesuksesan membangun masyakat di kedua kota itu karena nabi berpegang
teguh pada Al Quran. Sejarah juga telah membuktikan
bahwa keruntuhan kejayaan Islam disebabkan jauhnya
Ummat Islam dari Al Qur’an. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman, akan kita
membawa kepada kemuliaan, sedangkan meninggalkannya akan mengakibatkan
kehinaan.
Sehingga, jika kita
pingin menjadi masyakat yang ber kualitas seharusnya kita banyak mencontoh
keadaan masyakarat pada saat di pimpin rosullulah yaitu selalu mengikuti Al
quran dan Sunnah. Rosullulah sendiri
telah berkata : telah aku tingkalkan dua hal yang manakala engkau perpegang erat engkau
tidak akan tersesat selama-lamanya, dua hal itu adalah Al quran dan Al Hadist.
Namun sayang banyak
dari kita sekarang yang jauh dari Alquran tidak percaya lagi sama Alquran...
tapi kalau mereka dibilang kamu sudah nggak percaya lagi sama Al quran. meraka
pasti marah. Mereka pasti menjawab kami percaya Al quran 100 % bahkan 1000 %.
Tapi jika kita lihat perbuatan mereka ..bisa
jadi jauh dari ajaran Alquran. Di
Quran kita dilarang untuk riba.. tapi bagi mereka, riba itu biasa, kata orang wis
sego jangan, jangankan bunga di bank, di PKK atau bahkan tingkat Dasa wisma saja kalau ada simpan pinjam mesti
ada bunganya... nggak semangat kalau
nggak ada bunganya katanya. Di al
quran kita disuruh jujur dalam timbangan kalau berdagang, tapi bagi
mereka.. sekarang bukan soal timbangan saja... tapi tidak jujur dalam lainnya
juga... misalnya jual daging ayam tiren, dibilang daging segar, daging sapi
diglonggong biar kelihatan besar, tahu
dikasih formalir biar awet 3 tahun, bakso di kasih borak dan lain2nya... di
indonsia ini juga sudah banyak sekali
yang pernah di palsu... mulai dari uang dipalsu, ijazah dipalsu, stnk dipalsu, sim dipalsu, bpkb dipalsu,
obat dipalsu, alis palsu, rambut
palsu, alamat palsu, sampai- sampai
suami dipalsu, Istri juga dipalsu dan lain2nya saya kira masih banyak lagi.
Dari penelitian yang
dilakukan Rehman Scheherazade, seorang
Professor Wanita bidang International Finance and International Affairs (dari George Washington University , usa) ,
penelitiannya berjudul How Islamic are Islamic Countries? (bahasa indonesia kasarnya bagimana tingkat
keislaman di negara islam) tahun 2010, hasil
penelitian itu menempatkan negara-negara Islam pada posisi bawah. Dari 208
negara yang diteliti, posisi tebaik diraih oleh Malaysia pada posisi 33,
sementara Arab Saudi no 99 dan Indonesia pada posisi 140. Lima negara
yang paling Islami menurut penelitian tersebut adalah: Irlandia,
Deanmark, Luxembourg, Swedia, dan Inggris. Penelitian ini mengukur kesesuaian praktik kehidupan di negara yang diteliti
dengan prinsip-pinsip Islam, dalam bidang economics,
legal and govermen (hukum dan pemerintahan), HAM, and international relations.
Tentu saja hasil penelitian ini masih ada ruang untuk dikritik,
tapi kalau kita melihat kondisi negara
kita, sebagai negara Islam terbesar di dunia, kita bisa melihat sendiri bagaimana: banyaknya korupsi,
ketidakadilan dalam ekonomi, ketidakjujuran, fakir miskin yang masih
terlantarkan nasibnya oleh negara, rasanya
Penelitian tesebut sangat masuk akal. Apalagi kalau kita pernah hidup di
negara-negara yang masuk peringkat 5 besar pada penelitian tersebut, kita bisa merasakan sendiri, bagaimana
praktik kehidupan bidang-bidang tadi di
inggris misalnya, di negara inggris itu atau biasa disebut united kingdom : pendidikan mulai dari
TK sampai Universitas dan kesehatan gratis buat semua orang, bahkan
pengangguran atau tepatnya orang miskinpun digaji oleh negara. Serta bagaimana kesantunan dan kejujuran orang inggris.
Rasanya, hasil penelitian itu sangat
masuk akal. Kecuali kalau yang
dijadikan ukuran adalah berapa banyak orang yang sholat, puasa, dan haji,
sepertinya Indonesia sangat berpeluang menempati posisi nomer wahid alias nomor
satu.
Jammah yang dirahmati
Allah..
Bagaimana
kita bisa menjadi manusia yang berkualitas , jawabnya kita harus berinteraksi
secara maksimal dengan Alquran. Saat
ini, kondisi Ummat Islam sedang jauh dari Al Qur’an. Hanya sedikit orang Islam
yang mampu membaca Al Qur’an dengan benar. Hanya sedikit orang Islam yang
memahami Al Qur’an. Yang mengamalkannnya? Pasti jumlahnya jauh lebih sedikit
lagi.
Bahkan,
telah banyak orang Islam yang meninggalkan Al Qur’an. Jangankan untuk
menghafalkannya atau memahaminya, membacanya saja mereka sudah tidak berminat
lagi. Benarlah keluhan Nabi saw kepada Allah swt yang termaktub dalam Al Qur’an
[Al Furqan: 30]
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku
menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Jauhnya
Ummat Islam dari Al Qur’an mengakibatkan Ummat Islam terjerembap ke dalam
lumpur kehinaan. Khususnya di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di
dunia, orang Islam digambarkan dengan image/gambaran umum yaitu : miskin
dan tertinggal.
Karena
itu, jika ingin bangkit, maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali kepada Al
Qur’an. Kembali kepada Al Qur’an berarti kita harus memperbaiki interaksi kita
dengan Al Qur’an.
Lalu,
Bagaimana cara berinterkasi dengan Al Qur’an?
5 (lima) hal yang perlu dilakukan dalam berinteraksi
dengan Al Quran , yaitu: membacanya, memahaminya, mengamalkannya, menghafalkannya,
dan mendakwahkannya.
Mumpung
bulan ini masih bulan ramadhan marilah banyak2 kita membaca Alquran, sehingga kita terbiasa
membaca Alquran, saya yakin kebiasaan ini bisa berlanjut sampai setelah bulan Ramadhan.
Percayalah miskipun kita tidak 100 % tahu arti yang kita baca, tetapi kalau
kita rajin, istiqomah membaca Alquran, hati kita akan tentram, juga yang semula
tidak tahu artinya, maka kita akan menjadi lebih tahu karena kita menjadi
hapal, sehingga akan lebih mudah menerima ajaran islam ketika kita mendengarkan
khotbah. Akan tahu apa bacaan imam waktu sholat. Dan yang penting lagi, lama kelamaan, saat kita membaca al quran
kita akan dapat merasakan senang atau sedih saat membaca al quran, kita akan akan
tahu ..oh.. ini ayat2 yang menyenangkan kita, atau oh.. ini ayat2 yang membuat
kita sedih, sehingga pada saat kita
membaca Al quran ..tak terasa air mata membasahi kita, bahkan sampai-sampai tak
keluar suara lagi dari mulut kita, sambil kita membayangkan amalan-amalan dan
dosa-dosa yang talah kita.
Demikian
yang bisa saya sampaikan, Assalamuaikum warah matullah hiwabarokatuh.