Allah Ta'ala berfirman:
"Dan mohonlah pengampunan - kepada Allah
– karena dosamu." (Muhammad: 19)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Dan mohonlah pengampunan kepada Allah,
sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 106)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Maka mahasucikanlah dengan mengucapkan
puji-pujian kepada Tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadaNya, sesungguhnya
Tuhan itu adalah Maha Penerima taubat." (an-Nashr:
3)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Bagi orang-orang yang bertaqwa adalah
beberapa syurga di sisi Tuhan mereka yang di bawahnya itu mengalirlah beberapa
sungai," sampai pada firmanNya: "Dan orang-orang yang
memohonkan pengampunan di waktu pagi." (ali-lmran: 15)
Allah
Ta'ala berfirman lagi:
"Dan barangsiapa yang mengerjakan
keburukan atau menganiaya dirinya sendiri, kemudian memohonkan pengampunan
kepada Allah, maka ia akan mendapatkan Allah itu adalah Maha Pengampun lagi
Penyayang." (an-Nisa': 110)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Tidaklah Allah itu akan menyiksa
mereka, selagi engkau -Muhammad - masih
ada di kalangan mereka. Allah juga tidak akan menyiksa mereka, selagi mereka
itu masih suka memohonkan pengampunan." (al-Anfal: 13)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan orang-orang yang apabila melakukan
kejahatan atau mengianiaya dirinya sendiri, mereka lalu ingat kepada Allah,
kemudian memohonkan pengampunan karena dosa-dosa mereka itu. Siapakah lagi yang
dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus
mengulangi perbuatan yang jahat itu, sedang mereka mengetahui."' (ali-lmran: 135)
Ayat-ayat dalam bab ini banyak, lagi pula dapat dimaklumi.
Dari al-Aghar al-Muzani r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya saja, niscayalah diterangi dengan cahaya dalam
hatiku dan sesungguhnya saya itu niscayalah beristighfar - yakni memohonkan
pengampunan kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari." (Riwayat
Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah
beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam seharinya lebih dari
tujuhpuluh kali." (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya,
jikalau engkau semua tidak melakukan apa-apa yang berdosa niscayalah Allah
Ta'ala melenyapkan engkau semua dan niscayalah akan mendatangkan lagi sesuatu
kaum yang berbuat dosa, lalu mereka itu beristighfar kepada Allah, kemudian Allah
memberikan pengampunan kepada mereka itu." (Riwayat Muslim).
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua
pernah menghitung Rasulullah s.a.w. dalam sekali majlis mengucapkan istighfar
sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub 'alayya, innaka
antat tawwabur rahim." Artinya: Ya Tuhan, ampunilah saya serta
terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penerima taubat lagi
Penyayang. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tetap secara langsung beristighfar
kepada Allah, maka Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap
kesempitan - atau kesukaran - yang ditemuinya, juga diberi kelapangan dari
setiap kesusahan yang dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang
tidak pernah dikira-kira olehnya." (Riwayat Abu Dawud)
Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan: Astaghfirullahal-ladzi lailaha illa
huwal hayyal qayyuma wa atubu ilaih - artinya: Saya beristighfar kepada
Allah yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya
bertaubat kepadaNya, maka diampunkanlah semua dosanya sekalipun ia benar-benar
pernah melarikan diri dari barisan yang sedang berperang." Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud, Termidzi dan Hakim dan Hakim berkata bahwa ini adalah
Hadis menurut syarat Imam-imam Bukhari dan Muslim.
Dari Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Penghulu semua bacaan istighfar itu ialah apabila seseorang hamba
mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Saya
menetapi perjanjian dan ketentuan yang saya ikrarkan kepadaMu - yakni berupa
kebaktian, keimanan dan keikhlasan, sedapat yang saya lakukan. Saya mohon
perlindungan kepadaMu daripada keburukannya apa yang saya lakukan. Saya
mengakui akan kenikmatan yang Engkau limpahkan pada diriku dan saya mengakui
pula akan dosaku. Maka dari itu, berilah pengampunan padaku, karena
sesungguhnya saja tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa kecuali Engkau
sendiri. Barangsiapa yang mengucapkan istighfar di atas itu pada waktu siang
dengan penuh kepercayaan akan isi kandungannya, kemudian meninggal dunia pada
harinya itu sebelum sore harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga.
Selanjutnya barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dan ia mempunyai
kepercayaan penuh akan isi kandungannya, lalu meninggal dunia sebelum pagi
harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga." (Riwayat Bukhari) Abu-u
dengan ba' yang didhammahkan, kemudian waw dan hamzah
mamdudah, artinya ialah mengikrarkan serta mengakui.
Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila
selesai dari shalatnya lalu beristighfar kepada Allah tiga kali dan selanjutnya
mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan,
daripadaMulah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, hai Zat yang memiliki
keagungan dan kemuliaan." Kepada al-Auza'i yaitu salah seorang yang
meriwayatkan Hadis ini, ditanyakan: "Bagaimanakah ucapan istighfar
itu?" la menjawab: "Yaitu mengucapkan Astaghfirullah, astaghfirullah.
(Riwayat Muslim)
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w.
itu memperbanyak ucapannya sebelum wafatnya, yaitu - yang artinya: "Maha
Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya. Saya beristighfar kepada
Allah serta bertaubat kepadaNya. (Muttafaq ‘alaih).
Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis qudsi: "Hai anak Adam
-yakni manusia, sesungguhnya engkau itu, selama masih suka berdoa dan berharap
kepadaKu, pastilah Aku mengampuni engkau semua atas dosa apa saja yang ada pada
dirimu dan Aku tidak memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, jikalau
dosa-dosamu itu sampai mencapai mega di langit, kemudian engkau beristighfar
kepadaKu pastilah Aku mengampuni engkau dan Aku tidak mem-perdulikan banyaknya.
Hai anak Adam, sesungguhnya engkau itu, jikalau datang kepadaKu dengan membawa
berbagai kesalahan hampir sepenuh isi bumi, kemudian engkau menemui Aku,
asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscayalah Aku akan
datang kepadamu dengan pengampunan hampir sepenuh isi bumi itu pula."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
'Ananus sama' dengan fathahnya 'ain, ada yang mengatakan artinya
itu ialah mega atau awan, juga ada yang mengatakan, artinya ialah apa-apa yang
tampak padamu dari mega itu Qurabul ardhi dengan dhammahnya qaf, ada
yang meriwayatkan dengan kasrahnya qaf, tetapi dengan dhammah adalah
lebih tersohor, artinya ialah apa-apa yang hampir memenuhi bumi.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w.
bersabda: "Hai semua golongan kaum wanita, bersedekahlah engkau semua dan
perbanyakkanlah beristighfar, sebab sesungguhnya saya melihat bahwa engkau
semua itu adalah sebanyak-banyaknya ahli neraka." Kemudian ada seorang
wanita dari yang hadhir di waktu itu berkata: "Mengapa kita kaum wanita
merupakan jumlah terbanyak dari para ahli neraka?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Engkau semua itu suka memperbanyakkan melaknat serta menutupi kebaikan
suami. Saya tidak melihat orang-orang yang kurang akal dan agamanya di kalangan
makhluk yang berakal yang lebih ghalib - yakni lebih banyak - daripada engkau
semua itu." Wanita tadi berkata lagi: "Apakah kekurangan akal dan
agama kita?" Beliau s.a.w. menjawab: "Persaksian dua orang perempuan
adalah sama nilainya dengan persaksian seorang lelaki - inilah satu tanda
kekurangan akalnya - dan pula wanita itu diam berhari-hari tanpa melakukan
shalat - sebab haidh, nifas dan sebagainya dan inilah tanda kekurangan
agamanya." (Riwayat Muslim)